Ketika Pekerja Industri Kreatif Diisi Bukan oleh Mereka yang Lulusan Seni Maupun Desain

Dan gue menemukan itu sebagai hal yang menarik.

"Cyberman", linocut/cetak tinggi, 2017, karya pribadi
Hasil ngikut workshop yang diadakan oleh IKJ di tahun itu

Gue pribadi rada bingung mau membahas ini secara umum, atau spesifik di bidang seni tertentu. Tapi memang saat ini industri kreatif, khususnya (lah jadi spesifik kan) seni dan desain mulai terisi oleh mereka yang bukan lulusan universitas dengan fakultas yang bersangkutan, kenapa ya?

Blog ini tentunya tidak akan menjawab pertanyaan tersebut 100%. Isinya jelas asumsi dan pengalaman pribadi mendengar cerita dari teman, yang tidak seberapa mendalam karena hanya observasi kecil.

Untuk awalan, gue sempat menemukan fakta unik bahwa salah seorang seniman komik yang tinggal di kota Yogyakarta, sebenarnya tidak menamatklan pendidikannya sama sekali; hanya sampai kelas 2 SMA dan ya sudah saja. Meskipun dalam penulisan ini, gue pribadi nggak tahu lebih jauh tentang latar belakang hidupnya selain menjadi seniman komik, tapi beliau ini punya karir yang bagus lah, bisa dikatakan (meskipun ada salah satunya yang kontroversial).

Selanjutnya adalah dari... Lingkup pertemanan gue dan mungkin juga kenalan maupun orang yang gue nggak kenal tapi gue tahu mereka.

Gue mengurus dua komunitas nggambar yang berbeda di kota tempat gue tinggal. Kedua komunitas itu berjalan di hari yang berbeda. Orang-orangnya (anggota), ada yang menetap, ada yang jarang datang, ada juga yang sudah tidak pernah datang lagi; mungkin mereka sibuk dengan lembur kerjaan atau bagaimana, entahlah. Sometimes I wish for them to come back, someday in the future. Halah sok puitis ya gue, yang baca blog ini juga nggak ada.

Jadi gini sih, meskipun gue ini orangnya masih ada sisi pemalu, gue juga maunya berusaha mengenal orang baru yang hadir di kedua komunitas tersebut. Gue jadi tahu ada orang yang masih dalam jenjang pendidikan maupun sudah bekerja. Namun yang namanya ingin mengenal orang, manusia tentunya akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lebih jauh ya kan. Pertanyaan yang pasti akan terlontar jika bukan domisili mana, ya "masih kuliah atau sudah kerja". Dan dari pertanyaan seperti itulah yang akhirnya bikin gue tahu sedikit demi sedikit tentang profil seseorang.

Gue ada beberapa teman dalam komunitas ini yang bukan kuliah di jurusan seni dan desain, tapi punya minat besar sekali terhadap seni, meskipun taraf minatnya berbeda-beda ya. Menurut asumsi gue (karena tidak sempat menggali lebih dalam), kenapa mereka bisa kuliah bukan di jurusan seni salah satunya adalah tuntutan keluarga. Bisa saja orangtua mereka ingin anaknya kuliah di jurusan tertentu karena lapangan pekerjaan yang menjanjikan serta upah kerja yang bagus. Jujur saja, dengan berat hati gue memikirkan dan ngetik ini, gue nggak suka keluarga yang punya mindset kayak gitu. But heck, gue juga bukan siapa-siapanya mereka, dan semua orang berhak untuk mendapatkan hidup yang layak sampai punya anak-cucu, serta sampai akhir hayat nanti.

Meski begitu, ada juga yang memang tidak sampai di jenjang kuliah karena alasan-alasan tertentu. Tapi ada lah beberapa temen gue di luar sana yang masih doing well, terlepas pendidikannya yang memang tidak tinggi.

Lalu juga di luar lingkup pertemanan, gue juga menemukan beberapa orang lain juga yang bukan kuliah seni/desain, namun punya yang istilahnya "killer portfolio" atau "killer experience". Yang kedua terdengar salah ya. Tapi intinya mereka punya pengalaman dan portofolio keren untuk nunjukin bahwa mereka sebenernya bisa juga setara dengan yang kuliah seni/desain beneran, bahkan lebih.

Sempetlah gue liat ada seorang ilustrator lokal yang bikin sesi QnA di IG story-nya, dia bukan lulusan seni, tapi belajar otodidak. Gue inget dia bilang kurang lebihnya bahwa dia ngeliat aja referensi ilustratornya dan nge-reverse engineering dari hasil pengamatan terhadap referensi ilustrator. Gue lupa gue sempet nanya juga ato ngebales story-nya, tapi gue negasin sih bahwa perlu juga untuk tahu dasar-dasarnya seni. Sementara itu juga gue akui memang skill-nya sih oke, tapi kalo dia memang suka belajar (yang tentunya tidak semua orang suka), ya coba telusuri juga teori-teori dasarnya sih.

Ah jadi udah gue sebut di paragraf di atas ya.

Ya, itu contoh kecil dari mereka yang (mencoba) bekerja di industri kreatif namun tidak menempuh pendidikan sesuai minatnya. Mereka berjuang dengan caranya sendiri-sendiri, baik itu dalam hal belajar maupun mencari penghasilan. Oh satu hal lagi, I really hate it when a lot of people underestimate art, meskipun, yah, pekerjaan yang berhubungan dengan seni ataupun desain memang tidak selalu mudah dicari. Tapi emang jangan ngerendahin kayak "apaan sih kuliah seni, nggambar doang" atau sejenisnya. Ya memang kuliah seni atau desain itu memang mahal biayanya, tapi bukan berarti kastanya lebih rendah daripada jurusan lain. Ujung-ujungnya abis lulus kuliah, para lulusan itu akan diuji apakah mereka pantas berada di tengah masyarakat maupun tidak, apapun jalur pendidikan yang mereka tempuh.

Lalu juga mengenai belajar secara otodidak/mandiri, gue udah sempat membuat kiriman soal itu, secara spesifik tentang kursus ilustrasi secara daring di sini dan di sini. Tapi itu, jujur aja ya, US$24,99, men. Dengan kurs yang masih nggak bagus karena COVID-19 ini, buat gue pribadi per bulannya jadi lebih mahal tentunya. Tapi ya jangan takut, alternatif yang lebih murah ataupun gratis juga tetap ada di internet. You name it, Domestika, Udemy, bahkan sampai yang gratis di YouTube pun ada. Semua ini tentunya kembali ke niat kita sendiri. Punya minat tapi minim niat ya susah, nggak akan jalan. Tetapi meskipun demikian, selalu pelajari dasar-dasarnya terlebih dahulu. Orang-orang yang kuliah di seni maupun desain akan ketemu dulu dengan mata kuliah fundamental, yaitu menggambar dasar dan teori warna. Dari situ barulah bisa bercabang ke mana-mana sesuai orangnya juga kuat di bidang apa.

Gue juga baru inget, kuliah pun adakalanya tidak membantu sepenuhnya. Maaf ya gue harus bilang begini, tetapi tenaga pengajar di tingkat universitas pun juga tidak selamanya punya kompetensi dalam mengajar atau menyampaikan materi perkuliahan. Gue pernah mengalami masa dimana selain gue terlalu sibuk ngewibu dan kemampuan gue susah sekali terasah (karena memang tidak ada niat), ada beberapan dosen yang penyampaian materinya tidak maksimal, bahkan ada juga yang sering bolos dari mengajar. I mean, mereka kan tenaga pengajar, mereka lebih tahu daripada mahasiswa/i-nya (khususnya jika mahasiswa/i tersebut  belum paham atau tidak proaktif belajar sendiri), ya mereka digaji untuk membuat peserta didiknya jadi paham, dan mungkin lebih hebat daripada si dosen.

Kembali lagi ke soal belajar mandiri, kalaupun kalian memutuskan untuk belajar dari seniman yang juga YouTuber, gue ingatkan bahwa jangan cuma nonton video yang sifatnya motivasi saja. Yeah, sure, we all need motivations, tetapi, selalu cari juga yang memang sifatnya tutorial, bahkan teori dasar juga kalau bisa. Jadi seniman itu bukan cuman keren-kerenan taruh karya di media sosial, tapi juga mengerti, atau bahkan mengimani teori-teori dasar itu.  Akan kepake kok sampe dunia kerja nanti, meskipun nggak akan selalu strict by the rules/theories juga. Sekali lagi gue tegaskan, jika kalian punya minat, imbangi dengan niat, terutama jika kalian mau menempuh bidang ini sebagai jalan karir. It will be a very long, rocky road, but don't be afraid, not even once; you'll reach the goal, eventually. Ngetik apalah gue ini hahaha.

Gue sendiri? Oh ya, gue sendiri gimana, itu yang belom gue bahas dari banyaknya kalimat di atas. Gue sendiri memang lulusan DKV, tapi gue akui gue masih jauh dari puas sama skill gue sendiri sekarang. Most of the times juga masih merasa malu sama diri sendiri, dan masih suka iri sama orang lain, but let's brush it off anyway. Nggak ada gunanya juga gue terjebak di perasaan itu doang, mending gue angkat pensil lagi, terus ya ngasah skill terus-terusan sampe tangan ini udah nggak bisa ngapa-ngapain lagi (amit-amit deh).

Yah itulah, gue rasa sekian untuk postingan kali ini. Jika ada yang secara nggak langsung merasa disebut, ya gue mohon maaf. Gue meneliti dan perlu mengarsipkan dalam bentuk blog, tapi gue bikin jadi anonim biar kalian nggak kepikiran atau gimana. Sampai jumpa di postingan mendatang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Akhir Tahun 2022

Film UItraman Blazar Tayang di Jakarta

Ketemu Jodoh dengan Bantuan Aplikasi? Bagian Akhir