Inktober dan Bagaimana Menyikapinya

Sumber gambar: inktober.com

Inktober merupakan tantangan/challenge untuk menggambar dengan menggunakan tinta yang diadakan secara tahunan tiap bulan Oktober, dan diprakarsai oleh Jake Parker sejak tahun 2009; salah satu ilustrator kenamaan, dan juga pengajar di Society of Visual Storytelling.

Karena Inktober tahun baru saja berlalu, gue pengen membahas suatu kasus yang sempat muncul terkait dengan Jake Parker dalam berkesenian dan kegiatan Inktober-nya. 

Salah satu kasus awalnya adalah pendaftaran nama "Inktober" sebagai merek dagang pribadi beliau pada penghujung 2019. Tapi perkara ini muncul bukannya tanpa alasan. Berdasarkan postingan blog beliau di sini, sebenarnya tidak masalah mau menjual karya-karya yang dibuat saat Inktober berlangsung, namun bukannya tanpa terms and condition; meskipun syarat dan ketentuan yang dimaksud pun tidak benar-benar merepotkan sih. Kasus ini pun berlalu, tapi orang-orang tentunya tidak akan melupakan perkara ini karena dilihat dari perspektif "saya mau menjadikan nama 'Inktober' sebagai merek dagang pribadi saya dan orang lain tidak boleh jualan dengan merek ini."

Lalu kasus berikutnya nih, silakan tonton kedua video di bawah ini.

Video 1

Video 2

Sudah ditonton? 

Sebenernya gue nggak mau ambil pusing ketika kasus ini muncul pada bulan Agustus lalu seperti yang disebutkan di video pertama. Mau dibilang isi bukunya mirip pun, sebenarnya fundamental dalam seni menggambar 2 dimensi ya akan begitu-begitu saja teorinya dari zaman Renaissance dulu. Dan Alphonso Dunn selaku yang merasa bukunya ditiru mentah-mentah pun cuma menggunakan video preview buku Inktober: All Year Long sebagai bukti pegangan. Itu kan sebenarnya kurang kuat ya, dan harusnya memang tunggu bukunya rilis, ataupun menghubungi Jake Parker secara pribadi.

Cukuplah pembahasan soal kedua kasusnya yang terjadi dalam kurang dari setahun satu sama lain. Lalu bagaimana kita (sebagai insan kreatif) menyikapinya?

~Sebenernya nggak usah lebay saja sih~

--
Oke, sebelum gue melanjutkan pembahasannya, dari kalimat gue di atas itu mungkin gue sudah terasa seperti fanboy (tipe garis keras) yang melindungi idolanya. Gimana ya... Anggap saja demikian, tapi gue masih selalu berterima kasih kepada Jake Parker karena beliau sudah menjadi trigger gue untuk terus menggambar dan pantang menyerah dalam menggambar. Bagi kalian yang mengikuti jejak postingan gue di akun medsos gue di manapun, gue selalu mengumbar-umbar bahwasanya gue menyesal kuliah 4,5 tahun gue berasa sia-sia karena sibuk ngewibu, yang berujung tidak punya portfolio yang sahih untuk melamar kerja dalam industri kreatif, kapanpun dan di manapun.

Karena Jake Parker melakukan blunder yang bisa dikatakan sulit untuk dimaafkan, ada beberapa seniman/artist yang akhirnya berlomba-lomba (secara agak dadakan) membuat drawing challenge beserta prompt atau kata kuncinya sendiri untuk menyaingi Inktober, di bulan Oktober ini. Semua itu demi menyaingi, menggantikan atau menghilangkan mindset Inktober (beserta Jake Parker selaku pemrakarsa/pelopor) yang sudah kelewat bermasalah. Ataupun ya cuma demi kreatifitas pribadi tanpa harus menyinggung Inktober pun sangat mungkin sih.

Meskipun, jika dilihat dari perspektif lain, bisa saja Jake Parker secara tidak sengaja sudah mampu memicu para insan kreatif untuk menantang dirinya selama sebulan penuh untuk menggambar bebas tanpa harus menggunakan label Inktober. Ini pun juga mungkin saja terjadi tanpa harus diungkap secara blak-blakan sama Jake Parker melalui platform medsos manapun. Terlebih kan beliau juga pengajar di Society of Visual Storytelling yang sempat gue bahas di postingan yang lalu, bisa juga dia mau orang-orang tuh jadi lebih baik, jadi lebih jago lagi daripada dia.

Acara drawing challenge seperti ini muncul karena kurang lebih untuk dua hal: menantang diri seseorang untuk menjadi kreatif, atau melepas penat atau ketika setelah kerja (di industri kreatif) tapi nggak sempet berkarya untuk dirinya sendiri. Meski namanya melepas penat, tapi saking penatnya, jadi nggak tahu mau nggambar apa, jadinya ya drawing challenge dengan kata kunci tersebut membantu otak kita sedikit terpercik api untuk menggambar dalam hari itu.

Drawing challenge yang ada selain Inktober umumnya menyesuaikan dengan nama bulan agar tercipta pun atau pelesetan yang nyeleneh namun bisa disepakati bersama oleh netizen di seluruh dunia. Drawing challenge yang sudah cukup punya selain Inktober antara lain: 
  • March of Robots (menggambar robot/mecha di bulan Maret);
  • Mermaid May (menggambar duyung selama bulan Mei);
  • Kaijune (menggambar kaiju atau monster raksasa selama bulan Juni); 
  • Tokutember (menggambar tokoh tokusatsu selama bulan September);
  • Bucinktober (bikinan orang Indonesia, intinya nggambar suasana bucin atau romantis, baik nyata maupun fiktif, selama Oktober).
Dan seperti yang sudah gue sebutkan di paragraf atas, gue nggambar selama Inktober pun cuma karena mau bayar utang waktu yang terbuang sia-sia di masa lalu. Gue nggak peduli dengan orang menyebutkan "kita nggak boleh posting atau jualan karya kita dengan label Inktober!" Lah dari tautan blog-nya yang ada di atas juga nggak salah dong, kan beliau bilang bahwa boleh karyanya dijual, asalkan kata Inktober-nya jangan jadi leading title atau judul utama jualannya, alias bolehnya digunakan sebagai subjudul. Terlebih apa ya ada yang mau beli karya gue meski secara resmi gue perbanyak dalam bentuk apapun?

Sebenarnya pun dari kasus ini, gue bisa sedikit memahami ada yang tidak suka maupun benci beliau, makanya bikin drawing challenge dadakan di bulan ini seperti yang gue sebutkan di paragraf atas. Tapi, gue cuman bisa memohon agar tidak usah menyebarkan kebencian berlebihan tersebut sambil mempromosikan drawing challenge pribadi ke khalayak ramai. 

Tolonglah. 

Bersikap biasa saja. Atau lebih tepatnya menyikapi dengan tidak berlebihan.

Kalau memang nggak suka Inktober, dan nggak mau nggambar dengan label Inktober ya sudah tidak apa-apa, tidak ada yang akan ambil pusing juga kalau kalian nggak mau bikin Inktober. Ini sudah masa-masa sulit yang belum kelihatan ujungnya. Kalian masih punya kekuatan dan niat untuk berkarya demi kehidupan yang lebih baik itu yang paling penting, ketimbang menyerukan kebencian terhadap seseorang.

(I mean, if you hate your country leaders, it's a different kind of hatred. Alright? Alright)

Namun ini sebuah pemikiran pribadi aja sih: berkesenian atau menciptakan karya seni itu sebenernya lama-lama jadi kelihatan relatif. Semua orang bisa berkesenian, menciptakan sesuatu melalui seni dan desain sebagai kendaraan. Namun, apa yang bikin seni dan desain itu absolut? Ada dua hal, antara ide dasarnya kenapa mau menciptakan hal itu, dan juga landasan hukumnya (terutama jika memang didaftarkan hak ciptanya).

Saat ini bisa aja orang-orang bikin gambar dengan tema yang sama sampai elemen penyusun gambarnya mirip banget. Bikin fotografi yang sama, model yang sama. Merancang wadah makanan mirip banget sama merek Tupperware melalui program visualisasi rancangan 3D. Sudah nggak ada yang original zaman sekarang ini. Semua itu hanya daur ulang atau recycle dari sesuatu yang sudah ada. Pembedanya ya ide dasar maupun landasan hukumnya terkait ciptaanmu itu, udah gitu doang.

Yah sudahlah sekian untuk ketikan gue kali ini. Sampai jumpa di postingan mendatang. Ingat, tetaplah berkarya.

Sekalian taruh sedikit Inktober gue tahun ini deh di sini:

Hari ke-1

Hari ke-2

Hari ke-5

Hari ke-12

Hari ke-23

Hari ke-24

Hari ke-28

Hari ke-29

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Blog Akhir Tahun 2022

Film UItraman Blazar Tayang di Jakarta

Ketemu Jodoh dengan Bantuan Aplikasi? Bagian Akhir